Awalnya sih liat achievement orang lain terus evaluasi diri biar kayak mereka. Tapi, lama-lama bukannya jadi termotivasi, kenapa aku malah insecure?
Sorry banget nih, MinHup mau curhat. Kenapa, ya, orang lain tuh selalu punya apa yang MinHup gak punya dan inginkan? Kenapa mereka harus lebih hebat dari MinHup padahal MinHup udah berusaha sebisa mungkin buat mendapatkan apa yang MinHup inginkan? Apalagi kalau orang itu adalah orang yang ada di sekitar MinHup. Jadi insecure tau.
Sobat Hidup sendiri pernah ngerasa insecure gak?
“Enggak, Min. Aku mah selalu bersyukur dan mencoba menjadi yang terbaik.”
“Iya, Min. Kenapa gak dijadiin motivasi aja?”
Lho, emangnya insecure tuh artinya kita gak berusaha menjadi yang terbaik?
Insecure dan faktanya
Insecure itu kondisi saat kita merasa tidak percaya diri dan tidak mampu yang berujung pada cemas terhadap kemampuan dan diri sendiri serta ketidakmampuan untuk mengatasi kondisi tersebut. Intinya sih, merasa gak pede dan cemas terus gak bisa mengatasinya. Merasa enggak mampu dan sadar punya kekurangan ini bukannya mereka jadikan motivasi untuk melangkah ke depan, tetapi malah dipikirin sampe gak tau mau ngapain lagi.
Orang dengan kondisi ini merasa khawatir dan frustasi dengan hal-hal yang tidak dimilikinya. Mereka pun tidak pernah merasa cukup dan berpikir bahwa mereka sedang berkompetisi dengan orang lain (meskipun kenyataannya tidak), tetapi mereka mengkhawatirkan kemampuannya. Selain itu, mereka selalu merasa kalau mereka tidak pantas untuk berada di suatu lingkungan atau diperlakukan dengan baik oleh orang di sekitarnya.
Misal, si A merasa tidak pantas untuk bekerja di bidang X kantor Y karena orang-orang di sana memiliki segudang prestasi dan latar belakang yang bereputasi. Contoh lainnya adalah si B selalu memaksa dirinya untuk banyak melakukan freelance karena insecure melihat adik tingkatnya memiliki CV yang keren.
Salahkah aku merasa insecure?
Enggak juga. Wajar untuk seorang manusia merasa kekurangan pada dirinya dan menjadikannya motivasi untuk mengimbangi kekurangan tersebut. Namun, beda lagi dengan insecure, sebab insecure bisa menjadi gejala dari anxiety atau depresi.
Selain itu, insecure bisa muncul karena pengalaman buruk yang pernah dialami. Misalnya, dulu sering mendapat komentar “kerjanya yang bener dong!” atau dulu pernah dimarahin “udah dibilangin, nurut sama Mama!” oleh Mamanya sehingga komentar tersebut selalu diingat. Ujungnya, kita gak pede dengan kemampuan sendiri dan selalu menjadikan validasi orang lain sebagai patokan untuk bertindak. Bisa juga karena kita mendengar komentar atau melihat perlakuan jelek yang ditujukan kepada orang lain tetapi kita selalu mengingatnya. Hasilnya, kita selalu waspada dengan perilaku sendiri karena takut mendapat hal serupa.
Oh iya. Sobat Hidup juga harus hati-hati juga dengan insecure. Terlalu sibuk mikirin ‘bisa gak ya?’, ‘enggak deh, bukan gini caranya’, ataupun ‘KOK DIA UDAH ADA ACHIEVEMENT AJA SIH?! KENAPA AKU GINI-GINI AJA?!’ bisa berdampak sama hubungan sosial dan kinerja kita. Kita jadi kaku, baperan, dan awkward kalau berinteraksi dengan orang lain karena kita enggak percaya diri dan merasa enggak selevel untuk berada di sekitar mereka. Selain itu, kita keburu merasa kewalahan ketika bekerja (baik seperti biasanya atau untuk mendapatkan hal yang bikin insecure) karena selalu mempertanyakan kemampuan kita yang ujungnya bikin kita gak pede dan prokrastinasi.
Serem juga … ada solusinya gak, Min?
Tentunya ada dong! Selain beraktivitas fisik dan memberanikan diri untuk berkomunikasi dengan orang lain, berikut solusi yang bisa dilakukan.
- Menyadari dan menerima perbedaan diri sendiri
Bukan cuma mikirin hal yang bikin Sobat Hidup insecure dan mengakuinya, tapi Sobat Hidup juga menerima dan mengapresiasinya.
Misal, Sobat Hidup merupakan orang yang pendiam dan merasa insecure bila berada di dekat orang yang punya banyak teman ataupun menjadi pembicara di webinar. Ada baiknya Sobat Hidup menerima dan mengapresiasi sifat pendiam yang susah diubah tersebut. Selain itu, Sobat Hidup juga bisa melakukan hal lain yang disukai atau hobi yang bisa membuat Sobat Hidup percaya diri (misal, mendesain kartu undangan).
- Punya tujuan yang possible untuk dicapai
Biasanya kita insecure dengan hal yang mustahil kita wujudkan. Meskipun bisa aja kita dapatkan, ada banyak variabel yang menentukan terjadinya sebuah hal dan gak bisa Sobat Hidup kontrol semua. Jangan sampai hal tersebut membuat Sobat Hidup memaksakan diri, tetapi jadi motivasi untuk achieve hal-hal yang possible untuk diwujudkan dan memberikan dampak baik yang signifikan bagi diri Sobat Hidup.
- Lawan pikiran negatif
Insecure memungkinkan kita berpikir atau berkata negatif terhadap diri sendiri. Meskipun belum tentu benar, keduanya bisa mempengaruhi perilaku dan cara pandang kita terhadap diri sendiri. Hal ini bisa diatasi dengan melihat pada fakta yang ada, memuji usaha Sobat Hidup untuk mencapai titik sekarang ini, dan percaya diri. Bodo amat dengan pikiran negatif yang bilang kalau Sobat Hidup enggak pantes dapet gaji segitu, toh Sobat Hidup punya banyak kerja keras untuk mendapatkannya.
Jadi gimana nih, Sobat Hidup?
Memang sih, hal-hal yang terjadi kehidupan itu sudah ditentukan lewat takdir. Evaluasi diri sebelum menetapkan tujuan yang sama kerennya dengan orang lain memang wajar juga. Namun, bukan berarti kita cuma bisa memperhatikan kesuksesan orang lain dan larut dalam insecurity sampai gak tau mau ngapain lagi. MinHup yakin kok, Sobat Hidup bisa bijak dalam memilih tindakan!
Kalau Sobat Hidup merasa ada yang ngeganjel atau merasa insecurenya udah terjadi terlalu lama dan gak bisa keluar, Sobat Hidup bisa menghubungi profesional untuk mendapatkan bantuan. Hidup Media menyediakan layanan Konseling Psikolog pada laman berikut https://www.solusihidup.com/konseling-psikolog/. Sobat Hidup bisa memilih psikolog yang lingkupnya cocok dengan kondisi yang lagi dialami lalu mengklik ‘Jadwalkan Sekarang’.
Penulis: Syahira Rahadatul
source:
Cox J. 2022. How To Stop Feeling Insecure. https://psychcentral.com/health/signs-insecurity-coping-tips. Diakses pada 1 Februari 2023
Moore M. 2021. How Insecurity Leads to Envy, Jealousy, and Shame. https://psychcentral.com/lib/envy-jealousy-and-shame. Diakses pada 1 Februari 2023
Yilmaz E. Insecurity: A Complete Guide. https://www.berkeleywellbeing.com/insecurity.html. Diakses pada 1 Februari 2023