Self-Worth: Pantaskah Aku Dicintai?

Self-Worth: Pantaskah Aku Dicintai?

Hai, hai, hai, ketemu lagi sama Minhup! Eh, Sobat Hidup, Minhup mau cerita nih. Minhup lagi galau banget menghadapi tahun 2023. Kira-kira Sobat Hidup juga punya keresahan yang sama gak, ya?

Jadi gini. Di tahun lalu itu, Minhup udah ikut-ikut lomba tapi gaada yang menang, nilai akademis juga pas-pasan, jodoh juga gak dapet-dapet. Esmosi, deh! Intinya, di tahun 2023, Minhup pengen improve gitu biar bisa dihargai dan dicintai sama seperti temen-temen Minhup yang sukses akademisnya juga langgeng hubungannya. 

Tapi … apa bener kalau gak pinter, gak kaya, model pas-pasan kayak Minhup gini berarti gak bisa minta dihargai dan dicintai secara lebih?

Kalo banyak yang ngerasain kayak gitu dalam hati, yuk kita PDKT dulu sama yang namanya “self-worth”!

 

Self-Worth! Sebenernya kamu apa, sih? 

SelfWorth: “Aku izin jawab, yaa. Kata APA Dictionary, sih, self-worth itu penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai seseorang yang memiliki hak yang setara dengan orang lain untuk disegani dan dikagumi terlepas dari apa yang mereka miliki dan mereka capai. Oh, iya! Aku berbeda dengan Self-Confidence.”

SelfConfidence: “Yup, kita berbeda! Self-Confidence itu perasaan percaya diri seseorang karena merasa mampu dan kompeten dalam melakukan hal-hal tertentu.”

Minhup: “Nih, MinHup kasih contoh. Kita tahu kalau kita tidak sepintar yang lain. Namun, kita punya self-worth yang tinggi sehingga kita merasa tetap pantas untuk menerima perlakuan dasar yang sama dengan orang-orang yang pintar dan gak boleh dikucilkan. Tetapi, memiliki tingkat self-worth yang sehat belum tentu juga memiliki self-confidence di segala hal. Misalnya, Sobat Hidup merasa sangat percaya diri untuk berbicara bahasa Inggris, tapi menjadi sedikit ragu ketika disuruh berpidato di depan banyak orang.”

SelfWorth: “Betul, Min! Karena tadi mau PDKT-nya sama aku, aku akan kenalan lebih lanjut dan promosi kenapa aku sangat bermanfaat bagi kehidupan kalian!”

 

Salah Persepsi tentang SelfWorth

Minhup mau Tanya dulu, deh. Apa aja sih yang membuat Sobat Hidup merasa lebih berarti?

“Habis menang lomba.”

“Setelah dipuji.”

“Karena pintar.”

Betul, tapi masih kurang lengkap. Seseorang memang akan cenderung merasa lebih ‘keren’ setelah berhasil meraih sesuatu. Apalagi setelah menerima pujian, kan. Namun, Sobat Hidup perlu tau bahwa tingkat selfworth tidak dapat didefinisikan hanya dengan kemampuan dan penampilan seseorang yang sayangnya masih banyak yang belum berpikir demikian.

Jadi, yuk kita simak hal-hal apa yang tanpa kita sadari kita jadikan standar untuk menentukan self-worth dan bagaimana yang seharusnya!

  • Penampilan fisik

Ini dia salah satu aspek utama yang sering digunakan sebagai standar untuk membandingkan diri sendiri dan orang lain. Tidak sedikit orang yang menentukan nilai seseorang melalui penampilan luarnya, entah itu dari harga baju yang digunakan maupun bentuk tubuh. Walaupun tampak sangat menarik, bukan berarti Sobat Hidup kalah dan memiliki posisi lebih rendah dalam hal menerima hak Sobat Hidup sebagai manusia!

  • Pekerjaan dan pendapatan

Selanjutnya, pekerjaan dan pendapatan juga merupakan salah satu hal yang didambakan agar memperoleh hal lain yang diinginkan. Pikiran seperti ‘andai aku bekerja sebagai manager, orang tuaku pasti bisa lebih menerima aku’ ataupun ‘kalau penghasilanku lebih banyak sedikit saja, pasti aku sudah dapat pasangan yang aku inginkan’ sering menghantui dan dijadikan acuan berprogres yang malah bikin kita merasa gak pantas. BIG NO! Jangan biarkan anggapan orang lain membuat level self-worth Sobat Hidup ciut!

  • Lingkungan pertemanan

Apa yang terlintas di benak Sobat Hidup ketika melihat circle pertemanan yang terdiri dari orang-orang yang menurut Sobat Hidup keren? Karena masih cukup banyak orang yang takut ketika harus bersaing atau berdampingan dengan anggota circle tersebut, kita malah berpikir yang enggak-enggak. Misalnya adalah pikiran seperti ‘apa aku pantas jadi ketua panitia kalau harus melawan si A dari circle itu? Dia kan temennya banyak yang kaya, yang keren, yang pinter.’

Sobat Hidup bebas berteman dengan siapa saja dan dengan jumlah berapapun. Hal itu tidak berpengaruh terhadap cara penilaian Sobat Hidup tentang seberapa penting diri Sobat Hidup.

  • Pencapaian 

Walaupun kita pasti akan sangat senang jika bisa sering menang dan mendapatkan prestasi yang lebih dari orang lain, tetapi hal itu juga bukan penentu bahwa Sobat Hidup akan semakin pantas dicintai hanya ketika pencapaian Sobat Hidup semakin bertambah. Apalagi kalau kemenangan dan pencapaian itu didedikasikan untuk merasa sejajar dengan orang lain. No.

  • Followers media sosial

Apalagi yang satu ini, jumlah pengikut di media sosial tidak akan pernah menunjukkan jumlah orang yang akan memandang dan menghargai Sobat Hidup sebagai individu.

Hal yang paling penting adalah bagaimana Sobat Hidup menjalani kehidupan dan melewati prosesnya. Sekali lagi, hal-hal yang sering dijadikan patokan di atas tidak dapat merubah kodrat Sobat Hidup sebagai manusia yang berhak menerima pujian, kasih sayang, dan respect.

 

Next Level, Healthy Self-Worth 

Sekarang, Minhup mau kasih ilustrasi singkat tentang Sekar (nama disamarkan) yang memiliki tingkat self-worth yang seimbang. Sekar suka melakukan berbagai hal dan menantang dirinya sendiri, mulai dari olahraga; melukis; sampai belajar bahasa asing, semua Sekar gemari. Namun, Sekar masih punya banyak kelemahan dan belum bisa menjadi yang terbaik walaupun hanya di satu bidang saja. Sekarpun paham bahwa ketidakmampuannya itu tidak mempengaruhi dirinya untuk tidak mendapatkan kebahagiaan yang sama dengan dirinya kalau mahir di bidang itu. Sekar hanya bisa melakukan yang terbaik sebisanya dengan fokus terhadap tujuan awal Sekar dan bukan karena ingin menjadi sejajar dengan orang lain yang lebih terlihat ‘berharga’.

Itu dia contoh yang sesuai tentang cara penilaian seseorang yang seharusnya terhadap dirinya sendiri. Dimulai dengan menghargai dirinya sendiri terlebih dahulu, berikut beberapa manfaat yang bisa diberikan kepada sekitarnya:

  • In relationship

Kasih sayang dari pasangan juga tidak mengacu terhadap value dari Sobat Hidup. Dengan memiliki self-worth yang sehat, ketika terjadi hal buruk dalam sebuah hubungan, Sobat Hidup tidak akan terpuruk dan menganggap hal tersebut tersebut terjadi karena kesalahan Sobat Hidup yang kurang baik sebagai pasangan.

  • Di lingkungan kerja

Status Sobat Hidup di suatu lingkungan kerja dapat berubah, baik ke arah yang lebih baik maupun sebaliknya, kapan saja, dan tidak dapat diprediksi. Ketika Sobat Hidup menganggap bahwa diri Sobat Hidup berharga hanya sebatas karena menduduki posisi CEO di perusahaan, maka saat posisi tersebut terdampak oleh konflik. Misalnya, kesehatan mental Sobat Hidup bisa terdampak secara berbahaya.

 

Cara punya healthy self-worth, gimana, Min?

Memahami dan mulai menerima diri sendiri. Entah itu kelebihan atau kelemahan karena Sobat Hidup sudah melakukan yang terbaik. Malah, kelemahan tersebut juga bisa dijadikan kesempatan untuk berkembang. Cara lainnya yang bisa dilakukan adalah melakukan aktivitas yang Sobat Hidup sukai dan mencari support.

Pengalaman yang buruk dalam lingkup keluarga, hubungan asmara, ataupun lingkungan pertemanan dapat memberi trauma dan membuat Sobat Hidup salah paham dengan self-worth. Jadi, penting untuk menghubungi pihak yang netral, seperti psikolog untuk membantu Sobat Hidup dalam membangun healthy self-worth.

Ga perlu bingung. Kami, Hidup Media, selalu berusaha untuk menyediakan cara terbaik untuk membantu Sobat Hidup. Sobat Hidup dapat mengakses bantuan dari psikologis terpercaya kami melalui link https://www.solusihidup.com/konseling-psikolog/ dan klik “Jadwalkan Sekarang”!

 

Ditulis oleh: Victory Avrillia

 

Sources:

Covington, M. V., & Beery, R. G. (1976). Self-worth and school learning. Oxford, UK: Holt, Rinehart & Winston

Grande, D. (2018). Building self-esteem and improving relationships. Psychology Today. Diakses dari https://www/psychologytoday.com/us/blog/in-it-together/201801/building-self-esteem-and-improving-relationships 

Wong, S. J. (n.d.). 13 things that don’t determine your self-worth. Shine. Diakses dari https://advice.shinetext.com/article/12-things-that-dont-determine-your-self-worth/ 

Ikuti kami di

Dapatkan informasi terupdate dari kami

Terus terkoneksi dengan HIDUP

Jl. Ganesa No.15, Lb. Siliwangi,
Kecamatan Coblong,
Kota Bandung, Jawa Barat 40132
0821 1820 1573
hidupmediaid@gmail.com