Siapa sih yang waktu kecil cita-citanya mau cepet-cepet dewasa? Kayaknya waktu kecil dulu, kita semua selalu penasaran dengan kehidupan orang dewasa yang terlihat lebih bebas dan bahagia. Yap, orang dewasa itu bebas menentukan pilihannya sendiri. Setidaknya, gak ada tuh yang mengatur mereka harus tidur siang dan makan jam berapa dan hal lainnya yang kita bisa tentukan sendiri (Kecuali, kalau dibesarkan oleh keluarga yang suka mengatur)
Tapi namanya juga anak kecil, banyak hal-hal yang kita belum tau. Setelah beranjak dewasa dan menginjak umur 20-an, justru kebebasan untuk menentukan pilihan itulah yang menjadi masalah. Lebih tepatnya, takut salah menentukan pilihan. Sebelum bertindak, kita harus berpikir dulu seribu kali. Kalau salah langkah, kita juga yang akan menanggung akibat dan harus bertanggung jawab. Maka, tak heran banyak orang dewasa yang justru ingin kembali ke waktu kecil dulu. Setelah, mereka merasakan pahitnya realita kehidupan orang dewasa sesungguhnya.
Makanya, jangan heran kalau kamu yang umurnya 20-an mulai sering overthinking. Setiap malam sebelum tidur, ada aja pertanyaan yang terbesit seperti “Sebenernya aku tuh punya kelebihan gak, sih?” atau “Hidup yang aku jalani sekarang udah bener belum, sih?”. Ujung-ujungnya, pertanyaan itu membuat kamu membandingkan diri dengan orang lain yang hidupnya terlihat lebih sempurna.
Merasa relate dengan keadaan tersebut? Hmm, kayaknya kamu sedang mengalami krisis seperempat abad atau Quarter Life Crisis, nih.
Apa itu Quarter Life Crisis?
Pada tahun 2001, Alexander Robbins dan Abby Wilner pertama kali mengemukakan istilah quarter life crisis. Kedua ahli tersebut memberI julukan “twentysomethings” yaitu remaja yang baru saja meninggalkan kenyamanan hidup dan mulai memasuki dunia yang nyata.
Menurut Fischer (2008), quarter life crisis adalah periode krisis emosional yang terjadi pada usia awal 20-an disebabkan perasaan khawatir terhadap ketidakpastian hidup di masa depan seputar relasi, karier dan kehidupan sosial.
Jadi pada intinya, quarter life crisis adalah krisis emosional yang biasa terjadi saat masa transisi dari usia remaja ke usia dewasa. Rasa khawatir dan cemas akan dirasakan karena terdapat tanggung jawab dan ekspektasi yang harus dipenuhi sebagai orang dewasa.
Apakah Quarter Life Crisis Berbahaya?
Tergantung.
Tergantung bagaimana cara kamu menghadapi dan mengatasinya. Ada orang yang cukup pandai mencari jalan keluar dan menemukan jalan hidupnya sendiri. Namun, ada juga orang yang gak bisa menghadapi fase ini seorang diri. Mereka butuh dukungan dari orang-orang sekitar. Sayangnya, gak semua orang beruntung bisa mendapatkan dukungan tersebut.
Jika tak diatasi dengan benar, quarter life crisis bisa berujung pada stres dan mengganggu kesehatan mental. Makanya, kalau kamu gak nyaman meminta dukungan pada teman atau keluarga, gak ada salahnya untuk pergi ke psikolog. Jangan malu, apalagi takut, because you need to seek help!
4 Fase Quarter LIfe Crisis
Menurut peneliti dan pengajar Psikologi dari University of Greenwich, Dr. Oliver Robinson, ada 4 fase dalam quarter life crisis :
- Locked In
Fase ini adalah fase paling awal dalam quarter life crisis, dimana kamu akan merasa terjebak dalam suatu kondisi yang sulit. Kamu mulai mempertanyakan struktur kehidupanmu saat ini dan rencanamu di masa depan. Pokoknya, semuanya serba abu-abu dan penuh kebimbangan, deh!
2. Separation / Time out
Dalam fase ini, kamu sudah mulai mendapatkan motivasi untuk menjadi lebih baik. Kamu mulai sadar bahwa kamu harus segera keluar dari quarter life crisis dan membuat life goals. Namun, kamu sendiri masih mempertanyakan apakah hal yang kamu lakukan sekarang sudah tepat atau belum.
3. Exploration
Pada fase ini, kamu sudah berhasil mencapai salah satu target dalam kehidupanmu. Hal itu yang membuatmu semakin bersemangat untuk mengejar goals-mu yang lain. Perlahan-lahan, rasa cemas dan kekhawatiranmu akan hilang karena kamu mulai menemukan titik terang dalam hidup.
4. Rebuilding
Akhirnya, kamu sudah memiliki komitmen dengan kehidupan yang kamu jalani sekarang, dan telah mengambil banyak pelajaran dari kegagalanmu selama ini. Intinya, kamu sudah bisa menerima segala kekurangan dan kesalahanmu, serta bersyukur atas apa yang kamu miliki saat ini.
6 Cara Menghadapi Quarter Life Crisis
Menghadapi quarter life crisis memang bukan hal yang mudah. Tapi, kita bisa kok mengurangi rasa gelisah dan overthinking dengan menerapkan 6 cara ini :
- Mengerti bahwa kamu sedang menghadapi quarter life crisis
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengetahui dan mengerti bahwa saat ini kamu sedang berada dalam fase quarter life crisis. Jadi, stop berpikir “Aku kayaknya terlalu lebay deh kebanyakan mikir” atau “Kok udah umur segini aku masih belum tau mau jadi apa, ya”. Ketahuilah bahwa mencari jati diri & tujuan hidup adalah hal yang wajar dan pernah dilalui semua orang. Jadi, kamu gak lebay, kamu cuma lagi terjebak dalam quarter life crisis.
2. Stop membandingkan diri dengan orang lain
Seperti kata peribahasa, rumput tetangga selalu lebih hijau. Apa yang dimiliki orang lain tuh memang selalu terlihat lebih sempurna dari pada yang kita miliki. Sedihnya lagi, kebiasaan membandingkan orang memang sudah jadi budaya yang kental di kehidupan sosial kita. Maka dari itu, kita yang harus menemukan bagaimana cara berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan mulai mensyukuri apa yang kita punya.
3. Melepaskan sesuatu yang tak bisa kamu kendalikan
Overthinking juga harus dipilih-pilih, jangan memikirkan hal-hal yang tidak bisa kamu kendalikan. Seperti apa contohnya? Pendapat orang lain kepadamu, perasaan dan sikap orang lain terhadapmu, serta masa lalu yang tak bisa terulang. Yuk, mulai sekarang lebih fokus pada dirimu sendiri!
- Terapkan metode IKIGAI
Pasti kamu pernah dengar tentang IKIGAI kan? Tau gak sih kalau metode ini bisa kamu terapkan untuk melewati quarter life crisis?
Istilah IKIGAI (生き甲斐) berasal dari bahasa Jepang untuk menjelaskan makna kehidupan. Agar bisa menemukan IKIGAI, kamu harus mengidentifikasi keempat aspek yang menjadi kualitas hidup, yaitu:
- Apa hal yang kamu sukai? (Passion)
- Apa keahlian yang kamu kuasai? (Profession)
- Apakah hal yang kamu kerjakan bermanfaat untuk orang lain? (Mission)
- Apakah kamu sudah mendapatkan bayaran yang sesuai? (Vocation)
Pada akhirnya, IKIGAI adalah tentang mendapatkan penghasilan dari hal yang kamu sukai dan bisa bermanfaat untuk orang lain. Menemukan tujuan hidup dengan IKIGAI memang tidak bisa terjadi dalam semalam tanpa rintangan. Namun, segala trial and error tersebut yang akan menuntunmu untuk menemukan IKIGAI yang kamu cari selama ini.
2. Validasi emosimu, Jangan denial!
Hayo, siapa disini yang masih suka menyangkal perasaannya sendiri? Hati-hati, nanti bisa jadi toxic positivity. Kalau sedang sedih, jangan pura-pura bahagia. Kamu bisa lampiaskan rasa sedihmu dengan menangis, bercerita dengan orang terdekat, atau melakukan hal positif yang membuatmu merasa lebih baik.
3. Minta bantuan psikolog dan profesional
Terakhir, kamu bisa konsultasi ke psikolog. Ini adalah keputusan yang paling tepat jika kamu memang butuh seseorang yang bisa memberi nasihat dan saran.
Tapi, kalau biaya ke psikolog dirasa terlalu mahal, kamu bisa coba layanan CurCol (Curhat Call) dari hidupmedia. Hanya dengan Rp 15.000, kamu bisa bercerita dan diberi solusi oleh konselor profesional. Konsultasi menyenangkan, rahasia aman, hati jadi nyaman!
Tertarik? Klik link berikut untuk booking jadwal CurCol-mu
https://calendly.com/hidupmediaid/curcol.
Menghadapi quarter life crisis memang berat, tapi kamu gak sendirian kok. Ada hidupmedia yang setia menemani kamu serta memberi edukasi-edukasi seputar self-development dan mental health. Pokoknya, jangan sampai ketinggalan update terbaru di blog hidupmedia, ya!
Penulis: Delweys Octoria
Sumber :
Robinson, O. and Wright, Gordon R.T. and Smith, Jonathan A. (2013) The holistic phase model of early adult crisis. Journal of Adult Development 20 (1), pp. 27–37. ISSN 1068–0667.
Quarter Life Crisis: Arti, Ciri-Ciri, Penyebab, dan Tips Menghadapinya. (2022). Diakses pada 29 Mei 2022, dari https://glints.com/id/lowongan/quarter-life-crisis-adalah/#.YpTucGhBzIU
Are You Going Through A Quarter-Life Crisis? What Experts Want You To Know. (2022). Diakses pada 29 Mei 2022, dari https://www.mindbodygreen.com/articles/quarter-life-crisis